Pada Sabtu, 6 Juni 2020, telah berlangsung acara Soft Skill Webinar yang diselenggarakan oleh Laboratorium Pengembangan Karir dan Pusat Alumni FEB Unsoed. Acara ini dimulai pukul 09.00 melalui Zoom dan live streaming Youtube dengan tema Self Awareness – Choose Your Own Path Of Life. Acara dimulai dengan sambutan ketua panitia oleh Dra. Triani Arofah, M.Si, Ak kemudian dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Suliyanto, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed. Dekan menyampaikan bahwa usia-usia mahasiswa saat ini sangat penting dalam menentukan karir. Banyak mahasiswa yang kurang tepat dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu keberadaan laboratorium karir sangat penting bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri ke tahapan selanjutnya setelah lulus. Acara ini dihadiri Ketua Laboratorium Pengembangan Karir dan Pusat Alumni FEB Unsoed, Dr. Dwita Darmawati, S.E., M.Si, CPC dan staf ahli Laboratorium: Dr Ratno Purnomo, S.E., M.Si, Dr. Siti Zulaikha Wulandari, S.E., M.Si. Dalam kesempatan ini hadir pula Ketua Pusat Karir dan Kewirausahaan Universitas Jenderal Soedirman, Dr. Santi Dwi Astuti, S.TP, M.Si.
Webinar kali ini mendapat antuasisme yang sangat baik. Dari target 250 orang peserta, terealisasi hingga 455 peserta yang mendaftar. Peserta didominasi oleh 54,7% Mahasiswa Aktif Unsoed, 31% Mahasiswa non Unsoed, 9% Alumni Unsoed, 1,1% Alumni non Unsoed, dan 11,2% Lain-lain. Pemateri pada acara kali ini yaitu Coach Harsono Hadi, M.Si., CPC. Beliau merupakan seorang Learning Facilitator and Coach dan founder Lini Sinergi. Beliau juga merupakan seorang penulis buku, “Jangan Lupa Bahagia” dan “Memancing di Air Bening”. Dalam acara webinar kali ini beliau menyampaikan banyak hal tentang kesadaran diri dan bagaimana cara memahami diri. Beliau menjelaskan bahwa kita seringkali dihadapkan pada perubahan, namun perubahan merupakan sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan dan perubahan harus selalu didampingkan dengan mindset. Oleh karena itu bagaimana cara kita merespon perubahan sangatlah penting. Jika respon kita positif maka hasilnya akan positif dan sebaliknya.
Ditengah materi tentang perubahan dan keniscayaan, diadakan polling singkat kepada para peserta tentang “apa alasan yang paling sering melatarbelakangi mengapa kita berubah dan menyesuaikan diri dengan keadaan?”. Hasil polling yang dilakukan sangat menakjubkan, yaitu 84% peserta polling memilih “Kesadaran diri untuk berubah”, 17,1% memilih “Karena terpaksa dan tidak ada pilihan lain”, 4,8% memilih “karena iming-iming dan keuntungan yang didapat”, dan 0,7% memilih “Jika tidak berubah kita dihukum”. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilhat bahwa mayoritas peserta memilih berubah karena kesadaran diri. Namun bapak coach Harsono menjelaskan bahwa apapun yang mendorong kita berubah adalah itu adalah hal baik, tidak ada yang salah dari alasan kita, yang salah adalah ketika kita tidak berubah. Meski terkadang tidak ada pilihan namun kita harus selalu bergerak maju, tidak boleh mundur karena kalau mundur kita akan tertinggal dua langkah dari teman kita yang bergerak maju. Jika teman kita berlari maju tentunya kita tertinggal jauh.
Kemudian pada polling yang kedua tentang “Apa saja hambatan mental (mental blocked) yang paling sering kita temui dan rasakan saat melihat sebuah peluang atau tantangan baru” hasilnya mengatakan bahwa 48,6% peserta memilih “keyakinan yang terbatas”, sementara itu 34,9% memilih “rasa malas”, 21,9% memilih “tidak tau caranya” dan 15,1% memilih pengalaman buruk masa lalu sebagai hambatan mental yang paling sering ditemui. Bapak Harsono menjelaskan bahwa ketika kita mengatakan tidak bisa, maka respon tubuh biasanya akan mundur. Orang yang bergerak mundur maka akan mudah mencari alasan-alasan lain. Sementara jika kita mengatakan bahwa kita bisa, maka tubuh kita akan mencari cara untuk menyelesaikannya. Secara fitrah kita adalah mudah dalam mempelajari hal baru, yang sulit adalah menghilangkan kebiasaan lama karena itu sudah tertanam dalam alam bawah sadar kita.
Coach Harsono menyampaikan beberapa kata kunci yang perlu mahasiswa perhatikan jika ingin melakukan suatu perubahan yaitu pertama memulai dari diri sendiri. Hal ini merupakan cara yang paling mudah yang dapat kita lakukan. Kedua, ubah cara berpikir (mindset), jika kita menginginkan hasil yang berbeda maka caranya harus berbeda pula. Ketiga, miliki kebiasaan yang baru (habits), seperti kata Aristoteles bahwa kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang, karena itu keunggulan bukanlah suatu perbuatan, melainkan sebuah kebiasaan. Terakhir, kita harus membantu diri kita terlebih dahulu sebelum membantu yang lainnya. Jadi dalam melakukan suatu perubahan kita harus mengubah diri sendiri dahulu sebelum mengubah lingkungan sekitar kita.
Kecerdasan yang harus kita bangun ada tiga yaitu IQ, EQ, SQ. Ketiga hal ini sangat penting dan mempunyai peran masing-masing dalam diri kita. Coach Harsono juga menyampaikan konsep PAIJO dalam membangun self awareness, yaitu Pastikan tujuan (where are you going to), Antusias (Release Stress), Integrity, Jaga Fokus dan Persisten, Ojo koyo odong-odong yang berarti kita harus bergerak maju bukan bergerak ditempat.
Kemudian pada akhir acara diumumkan 3 pemenang kuis yang telah dilakukan pada saat webinar. Pemenang kuis ini merupakan para peserta yang paling cepat dan antusias dalam menjawab pertanyaan bapak narasumber. Selain hadiah untuk pemenang kuis, hadiah berupa voucher juga diberikan kepada 6 peserta dengan pertanyaan terbaik. Kemudian 1 peserta beruntung yang aktif selama webinar juga mendapatkan hadiah berupa Buku karya narasumber.
SELAMAT DAN SUKSES PARA PESERTA
HADAPILAH PERUBAHAN, MULAI DARI DIRI SENDIRI, UBAH MINDSET, DAN MILIKI KEBIASAAN BARU