International Conference on Sustainable Competitive Advantage (ICSCA 10th) 2020

Pada hari Kamis, tanggal 8 Oktober 2020 pukul 08.00 sampai 12.00 WIB Bank Indonesia Perwakilan Purwokerto dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman menyelenggarakan International Conference on Sustainable Competitive Advantage 2020 dengan tema “Redefining Micro, Small and Medium Enterprises’ Business Strategy during Pendemic of COVID-19”.

Seminar ini merupakan agenda rutin yang tiap tahun diadakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed. Tercatat, seminar ini adalah seminar nasional yang ke sepuluh sejak 2011. Namun, beda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini seminar dilakukan secara online melalui zoom dan youtube streaming. Peserta yang mendaftar seminar ini mencapai 1084. Mereka pun tidak hanya dari Purwokerto, tetapi banyak juga yang dari luar kota bahkan ada peserta dari luar negeri.

Dalam seminar internasional yang diketuai oleh Dr. Rio Dhani Laksana, S.E., M.Sc. ini, yang menjadi keynote speaker adalah Dr. Ida Fauziyah, M.Si. selaku Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, dengan narasumber Prof. Motohide Takeda (Tokyo University, Japan), Prof. Pan Wei Hwa (National Yunlin University of Science and Technology, Taiwan), Donella Casperz, MIR., Ph.D. (University of Western Australia), Budi Hanoto (Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen, Bank Indonesia)

Dr. Hj. Ida Fauziyah, M.Si. dalam sambutannya menyatakan bahwa UMKM memiliki pengaruh yang besar dalam perekonomian Indonesia. Namun, karena adanya pandemic Covid-19, ada beberapa hal yang dialami oleh UMKM, di antaranya:

  • hilangnya pendapatan UMKM hingga lebih dari 50%
  • berkurangnya jumlah pekerja (karena ada PHK)
  • alih usaha untuk tetap mempertahankan usahanya

Beliau juga menambahkan bahwa dengan adanya revolusi industry 4.0 teknologi memiliki peran penting bagi UMKM agar dapat tetap eksis di masa pandemi ini. mereka yang tadinya berjualan secara offline mulai merambah dunia online melalui market place.

Dalam pemaparan yang disampaikan oleh Dr. Donella Caspersz, MIR. Ph.D., beliau juga menceritakan keadaan UMKM dan dampak Covid di negaranya, Australia. Berdasarkan data yang beliau peroleh, 99% dari semua bisnis Australia adalah UKM, 2 dari 3 pekerjaan Australia dan 76% dari semua pekerjaan baru pada tahun 2018 di UKM, 56% dari total produksi dari UKM. Sehingga dapat disimpulkan bahwa UKM memiliki peran penting di negara Australia.

Pemerintah bersama masyarakat di negara Australia bersama-sama mendukung UKM selama covid-19 melalui ketenagakerjaan, penangguhan, akses keuangan, dan kebijakan struktural. Beberapa strategi yang diberikan adalah:

  • menanggapi perubahan langsung dalam perilaku pelanggan di pasar yang saat ini dilayani
  • memenuhi perubahan permanen dalam perilaku pelanggan di pasar yang saat ini dilayani
  • beralih ke pasar baru karena munculnya kekhawatiran pelanggan
  • membangun potensi pasar di masa depan berdasarkan perubahan perilaku pelanggan

Sejalan dengan pemaparan yang dilakukan oleh Donella Casperz, MIR., Ph.D., Prof. Motohide Takeda pun menyatakan bahwa di negaranya UKM mengalami dampak yang serius akibat Covid-19. Berdasarkan data yang beliau dapat, beberapa akibat serius yang dirasakan adalah jumlah pengangguran meningkat, kebangkrutan atau penutupan usaha sejak Februari yang telah mencapai 504 kasus secara nasional. Strategi yang telah dilakukan adalah memperkuat peran dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, melakukan pembenahan manajemen dengan menggabungkan sektor administrasi bisnis, manajemen teknologi dan strategi berkelanjutan.

Prof. Pan Wei Hwa selaku narasumber ke tiga dalam acara seminar internasional ini pun menambahkan bahwa ada perubahan paradigma setelah pandemi covid-19 yaitu: kontak sosial yang rendah, perubahan dari toko retail menjadi online, pekerjaan yang lebih fleksibel, adanya konferensi video pengganti rapat konvensional, dan transformasi digital melalui e-commerce. Beliau juga menceritakan apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah Taiwan untuk menghidupkan kembali perekonomian di negaranya, seperti:

  • untuk konsumsi domestik: diberikan berbagai voucher stimulus
  • untuk perusahaan: keringanan pajak, pinjaman bank, penangguhan pembayaran pensiun, penurunan tarif, dll.
  • pengangguran: program pelatihan, subsidi uang sekolah untuk pendidikan gelar lanjutan, rencana kerja paruh waktu.

Budi Hanoto selaku Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen, Bank Indonesia pada pemaparannya juga menyemangati para pemilik UMKM dengan berbagai potensinya bahwa mereka akan dapat terus menjadi motor penggerak perekonomian nasional dan memiliki peran sentral walaupun sedang mengalami pandemi Covid 19. Kuncinya hanyalah dengan menerapkan tiga strategi di bawah ini:

  • penyesuaian, menjalankan usaha sesuai dengan protokol kesehatan,
  • lebih gesit dalam memahami perubahan perilaku konsumen, dan
  • percepatan inovasi bisnis.

Beliau menambahkan bahwa Bank Indonesia telah melakukan beberapa langkah, seperti

  • on boarding UMKM, yang mendorong integrasi UMKM ke dalam platform digital,
  • memperluas penerimaan QRIS dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi dan pengembangan UMKM melalui perpanjangan kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) 0% untuk Usaha Mikro hingga akhir tahun 2020, dan
  • mendukung program pemulihan ekonomi nasional yang ditetapkan oleh pemerintah.Pemerintah melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Berdasarkan pemaparan dari para narasumber dalam seminar internasional ini, kita dapat menyimpulkan bahwa UMKM haruslah terus berinovasi agar tetap bertahan di masa pandemi ini. Janganlah kita kalah dengan keadaan melainkan kita harus menumbuhkan semangat juang, mental positif dan optimisme untuk UMKM yang lebih baik.

X