NEXT CHAPTER AFTER COLLEGE: PEMBEKALAN ALUMNI FEB PERIODE SEPTEMBER 2020

Telah berlangsung acara Pembekalan Alumni FEB Periode September 2020 yang diselenggarakan oleh Laboratorium Pengembangan Karir dan Pusat Alumni FEB Unsoed pada Kamis, 10 September 2020. Acara dimulai pukul 09.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB melalui Zoom dan live streaming Youtube. Webinar ini mengangkat tema “Next Chapter After College”. Tema tersebut dipilih untuk membekali para alumni periode Juni dan September 2020 yang akan segera memasuki dunia kerja. Diharapkan pembekalan ini dapat memberikan panduan dan wawasan untuk membekali para alumni yang akan memasuki dunia kerja supaya dapat bersaing di dunia kerja. 

Acara yang dimoderatori oleh Dr. Dwita Darmawati, S.E., M.Si, C.P.C ini dimulai dengan sambutan ketua panitia oleh Karina Odia Julialevi, S.E., M.Si., Ak., CA.,  kemudian dilanjutkan sambutan dan pembukaan acara oleh Bambang Warsito, S.T. selaku perwakilan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed. 

Dalam sambutannya, perwakilan Dekan FEB menyampaikan bahwa wawasan mengenai dunia kerja sangat penting bagi para fresh graduate karena masih banyak mahasiswa yang belum mempunyai gambaran dalam memilih karirnya. Dalam terjun ke dunia kerja, banyak hal yang harus dipersiapkan khususnya dalam menghadapi proses rekruitmen perusahaan.

Pemateri pada acara kali ini yaitu Neva Prajna Paramitha, S.Psi. M.Psi., Psikolog yang merupakan founder dan CEO Paramitha APC. Beliau adalah seorang psikolog muda lulusan Universitas Gajah Mada yang sudah memiliki banyak pengalaman di bidangnya. Kemudian pemateri kedua yaitu Handoko, S.E., M.M., alumni  Manajemen tahun 1991 yang saat ini beliau meniti karir sebagai pegawai di Bank Indonesia. 

Sebelum materi dimulai, diadakan dua polling singkat berupa multiple choice kepada para peserta dimana peserta dapat memilih beberapa opsi dari pilihan yang tersedia tentang rencana karir yang diinginkan. Hasil polling pertama terlihat bahwa minat dan passion mayoritas menjadi pertimbangan utama dalam menentukan pilihan. Kemudian hasil polling kedua menunjukkan, bahwa dari seluruh peserta hampir semua memilih untuk bekerja di lembaga pemerintah, kementerian, atau BUMN. 

Handoko, S.E., M.M. menyampaikan pengalamannya dalam membangun karir. Beliau merupakan anak Jakarta yang kemudian menimba ilmu di Universitas Jenderal Soedirman jurusan Manajemen. Saat kuliah, beliau merupakan mahasiwa aktif dan berprestasi karena mendapat peringkat pertama saat acara kelulusan. Menurutnya, alumni fresh graduate seperti melihat hutan belantara setelah lulus dan akan terjun ke dunia kerja. Oleh karena itu, beliau menyampaikan beberapa strategi dalam persaingan dunia kerja. Strategi pertama yaitu ilmu dan karakter sarjana. Seorang sarjana harus menguasai ilmu yang telah ditimbanya semasa kuliah, selain karakter seperti bagaimana bersikap sopan, berpenampilan menarik, dan mempunyai good attitude supaya rekruter mendapat kesan yang baik saat merekrut. Strategi yang kedua ialah informasi penerimaan calon pegawai. Hal ini berkaitan dengan informasi tentang dunia kerja. Beliau menyampaikan bahwa sangat penting dalam memperluas jaringan pertemanan dan relasi sebanyak banyaknya, baik teman kuliah, dosen, teman magang, dan lainnya. Gunakan relasi tersebut untuk mencari informasi seputar dunia kerja, meskipun saat ini banyak informasi yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja, namun jaringan dan relasi masih tetap penting untuk menciptakan peluang. Kemudian strategi yang terakhir yaitu pendidikan calon pegawai, termasuk program pengembangan karyawan. 

Beliau berkata bahwa antara perusahaan satu dengan lainnya berbeda-beda kebutuhannya, maka dari itu sangat perlu untuk mencari informasi tentang pekerjaan yang akan dilamar supaya tidak berhenti ditengah-tengah pekerjaan. Selain itu beliau juga menyatakan bahwa dari seluruh lapangan pekerjaan terdapat 95% ada di sektor informal sedangkan untuk sektor formal hanya 5%. Bekerja di sektor informal tidak selalu memiliki gaji yang kecil, bahkan banyak yang gajinya melebihi pegawai sektor formal. Adapun hal yang perlu diperhatikan saat melamar pekerjaan yaitu IPK. Namun beliau berpesan bahwa tidak semua lulusan dengan IPK tinggi dan orang pintar akan langsung direkrut. Karena berdasarkan pengalaman beliau kendala anak pintar tidak lolos seleksi yaitu terdapat di tes IQ nya yang tidak memenuhi. Beliau memberikan tips agar tidak kalah saing dengan orang pintar yaitu dengan mempelajari buku-buku tes yang akan dilaksanakan dan jangan menggunakan sistem kebut semalam karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan konsentrasi saat tes. Kemudian hal lain yang perlu diperhatikan yaitu penampilan diri, terutama saat wawancara. Karena saat wawancara terdapat hello effect atau kesan pertama saat melihat seseorang. Jadilah pribadi yang baik dan galilah inner diri misalkan dengan berpakaian rapih, memperbaiki gaya bicara, sopan santun, dan lainnya.

Sementara itu Neva Prajna Paramitha, S.Psi. M.Psi., Psikolog menampilkan sebuah video dari Merry Riana yang berisi tentang motivasi dalam mencapai kesuksesan. Dalam video tersebut terdapat makna yaitu untuk menjadi sukses tidak perlu pintar atau hebat, tapi yang penting adalah tekun. Sukses tidak gratis, sukses harus ada prosesnya harus ada usahanya. 
Narasumber kedua ini menyampaikan 3 topik materi utama yaitu What is real world? Maksud dari topik tersebut adalah untuk mengetahui kenyataan di dunia kerja. Mengapa sih pelamar ditolak? Hal ini dikarenakan beberapa faktor antara lain tidak tahu informasi tentang perusahaan, datang perekrutan tanpa persiapan, personal branding kurang kuat, salah penampilan dan pesimis. Faktor-faktor tersebut harus sangat diperhatikan karena persaingan dunia kerja sangat ketat sehingga agar bisa stand out diantara yang lain maka harus mempersiapkan segala sesuatunya 100%. 
            Kemudian di topik berikutnya yaitu tentang Preparing my shoot, maksudnya adalah untuk mengetahui persiapan apa saja yang harus diperhatikan guna menghadapi dunia kerja. Poin-poin tersebut adalah Goal Setting yaitu untuk memudahkan dan memotivasi melakukan pencapaian, salah satunya dengan analisis SMART (Spesific, Measurable, Achievable, Relevant, Time bond). Point yang kedua yaitu Know About Me, atau memahami akan karakteristik, kelebihan kekurangan, dan apa yang diinginkan. Poin yang ketiga yaitu Personal Branding yang berguna untuk membangun citra diri kepada perusahaan. Poin yang terakhir yaitu Company Culture, mencocokan diri kita dengan perusahaan supaya kita nyaman saat bekerja dan memiliki jenjang karir yang baik, right person in right place. Hal tersebut dapat dilakukan dengan analisis Dominance, Influence, Complience, dan Steadiness. Topik materi yang ketiga adalah My First Impression, maksudnya adalah tentang kesan pertama seseorang, baik dari segi penampilan, gaya tubuh, gaya bicara, dan lainnya. 

Di akhir acara, kedua pemateri juga menyampaikan pendapatnya tentang Personal Branding. Menurut Handoko, S.E., M.M., personal branding adalah nilai diri, dan sangat memengaruhi saat proses perekrutan. Namun beliau juga berpesan bahwa harus ada keseimbangan antara usaha dengan doa, terutama doa orang tua. Berikan yang terbaik dan hasilnya diserahkan ke Tuhan Yang Maha Kuasa. Sementara itu, Neva Prajna Paramitha, S.Psi. M.Psi., Psikolog menyampaikan bahwa personal branding adalah sisi lain diri kita yang belum terlihat oleh orang lain, seperti anak ekonomi namun pintar MC. Adapun pencitraan adalah faking good, membuat seolah-olah diri kita mempunyai kelebihan ini dan itu. Tentunya dalam sesi wawancara akan terlihat sekali mana yang mempunyai personal branding mana yang melakukan pencitraan.

Selain pemaparan materi, diadakan juga sesi diskusi dan tanya jawab. Pada sesi ini para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan untuk mengetahui lebih dalam tentang materi yang disampaikan. Kemudian selain sesi tanya jawab, pada akhir acara juga dilakukan Free Coaching yang diberikan oleh Laboratorium Pengembangan Karir & Pusat Alumni FEB UNSOED bagi para peserta. Mereka sangat antusias saat mengikuti acara webinar kali ini karena banyak mendapatkan pengetahuan baru yang sebelumnya tidak diketahui dan dapat belajar dari pengalaman para pemateri.

X